Sabtu, 16 Maret 2019

Rumah Tangga (Prosa)

Nanti kita bekerja keras sampai lupa bahagia. Lalu kita bangun rumah di gunung tepi laut, yang jauh, yang hanya bisa dikunjungi kalau kangen. Atau waktu kita hampir mati kelaparan.

Hidupku yang berantakan akan bertemu dengan hidupmu di tengah jalan menuju hutan. Kita menyembunyikan diri dari penilaian orang-orang. Kita hujan-hujanan dan berjemur sampai kulit menghitam biar bisa menyatu dengan bayangan pepohonan. Kita menjadi Tarzan, aku tidak keberatan.

Di suatu sore yang terang, kita akan melihat ke bawah. Orang-orang itu cuma semut di bawah kaki kita. Mereka bilang kaya itu punya mobil dan deposito. Kita lebih kaya karena tak terikat pada definisi siapa-siapa. Semut-semut berbaris berisik di jalur aspalnya, kita belajar terbang dari burung. Kita belajar berlari mengejar cuaca.


Nanti kita berbahagia begitu keras sampai lupa bekerja. Kita tidak bisa berhenti. Satu-satunya alasan cerita kita selesai adalah suatu pagi kita bangun lalu mengikuti burung-burung terbang ke surga. Atau di suatu sore kita jalan-jalan dan aku mendorongmu jatuh ke samudera.

Gombong, 17 Maret 2019



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melihat Aksi Mahasiswa Lewat Drama Korea

Mengamati lewat media tentang bergeraknya mahasiswa, saya segera ingin menuliskannya. Rasanya kegelisahan di kepala bisa terasa lebih seder...