Lelaki
bilang mereka masing-masing berbeda dari yang lainnya. Mendekat atas nama
persahabatan, lalu memberi nyaman. Saat nyaman sudah tertanam dalam diri
perempuan, mereka pun pergi.
Juga
atas nama persahabatan.
Lelaki
bilang, bukan salah mereka perempuan memperoleh nyaman. Yang mereka inginkan
hanya berkawan. Perihal perempuan menginginkan kepastian, dikira bukan
kewajiban mereka untuk menjawab pertanyaan.
Dan
esoknya, lelaki menghilang. Jejak-jejaknya tak mau mereka repot buang.
Lalu
bagaimana dengan perempuan yang terlanjur membuka ruang? Lelaki bilang,
patahnya hati adalah urusan sendiri. Sudah ada perjanjian di subuh hari bahwa
mereka sekadar mampir habiskan kopi. Maka bukan wajib mereka untuk tetap
tinggal sampai petang menjelang.
Perempuan
menangis sendiri dalam sepi, dalam hujan, dalam malam.
Ketika
suka sudah menjelma kata, bagaimanakah aku bisa menganggapnya nyata? Aku takut
mata dan telingaku bersekongkol membawaku pada ujung sepi dan patah hati.
Hanya jantung yang kupercayai, tapi dia selalu bergemuruh kala telingaku dengar
namamu, kala mataku membaca namamu.
Bagaimanakah
aku memutuskan bahwa kau akan tetap tinggal, sedang suka hanyalah satu bagian
dari perasaan yang paling mudah muncul dan paling mudah meluncur?
Kau
pikir aku berbeda dari perempuan lainnya. Sebenarnya yang berbeda hanya
keahlianku menyembunyikannya. Debarku pastilah sama dengan debar-debar yang
sebelumnya telah sampai pada telingamu, menyentuh instingmu untuk memutuskan
ikatan.
Selain
malu, aku tak punya pertahanan yang lain. Sewaktu-waktu ia dapat runtuh dengan
sedikit sentuh. Aku yang rapuh tak mungkin bisa menahan gemuruh.
Jelaskan
padaku alasan yang membuat hatimu memilihku. Agar aku dapat melihatnya,
merawatnya, menjaganya agar terus ada. Agar aku bisa menahanmu lebih lama. Agar
aku tak terlampau cepat menyepi dan menua. Agar bisa kujaga bahagia.
Setelah
dibalas perasaan, lelaki temukan bosan. Bagaimana mungkin mereka selalu lupa
tinggalkan pesan tentang cara menghapus kenangan?
Gombong, 22 Maret 2016
Annisa Qurani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar