(repost, ditulis Mei 2012)
Kami hanya batu sandungan
Tersempil di antara raksasa-raksasa
peradaban
Buatmu, tentu merusak pemandangan
Tanyakan pada kami : tentang mimpi
Pastilah bagimu yang batang kokoh, kami
sejumput akar serabut
Atau tentang hidup
Kami jauh lebih tahu banyak daripadamu
Lelah leher kami selalu mendongak
Pada judul-judul toko, pada baliho-baliho,
pada istana-istana
Pada merah putih
Jangan tanyakan rasa atau sudut pandang
Kita berbeda dalam semua
Yang banyak tak selalu berkuasa
Yang sedikit justru istimewa, mengatur
segala,
Bukankah itulah hukummu?
Definisimu tentang sejahtera, kemakmuran
Adalah berbeda sisi
Kami cukup makan nasi, anak sekolah, dapur
mengepul
Tak perlu berlian, lantai marmer, istri pesolek
Jangan menoleh, jangan
menatap kami dari ketinggian
Kami
benci belas kasihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar