Kamis, 05 Juni 2014

Hei, Dek...



Dek, apa kabar rumah kita?
Barangkali baju-baju masih bertebaran di setiap sudut
Apa kau sudah menyapu hari ini?
Lihat kembali
Siapa tahu di balik tikar masih ada bungkus permen yang sebelumnya kau sembunyikan

Dek, ummi menanyakanmu pagi ini
Bertanya kabarmu
Bertanya alasan kemarahanmu kemarin dulu
Bertanya kapan kau akan kembali mengajaknya bicara
Bertanya cita-cita, dan barangkali selipan kisah cinta
Seolah kau yang ada di sini, yang jauh dari pandangannya

Dek, alam pikiranmu aku mana tahu
Bukankah aku memang tak pernah bertanya?
Bukankah itu yang kau lihat dariku?
Kakak yang tidak pernah ribut menyuruhmu mandi, ganti baju, atau belajar
Kakak yang menjadi tembok tinggi di hadapanmu, menghalangimu dari kata puji orang-orang
Kakak yang tidak memahami batasnya sendiri dalam usahanya memberi teladan padamu

Dek, ketahuilah, di sini aku membenci setiap dering telepon
“Fais wingi kesuh-kesuh Sa, gara-garane ra kebagian iwak...”
“Sa, Fais ra madang sedina. Jere masakane ummi ra enak, ra seneng...”
“Apa Fais lagi seneng bocah ya, Sa? Ketone bahagia temen, ngguyu-ngguyu nek smsan... Fais wong bocah gagah, ya bakale akeh sing seneng...”
“Ummi ra paham hape apamaning komputer, Sa. Ummi si yakin Fais ra bakal macem-macem, tapi Ummi ya tetep maras...”
“Sa, kanca-kancane Fais deneng ngrokoke banter temen ya? Apa Fais ra bakal tiru-tiru? Ibadahe si apik, Insya Allah wis bisa tanggung jawab marang Gusti Allah. Tapi lingkungane kue Sa...”
“Jan-jane Fais lewih cerdas kat koe Sa. Belajar sitik ya mudeng, cuma ora telaten. Ummi pengin Fais kuliah Sa. Anak lanange Ummi siji-sijine, ra ana gantine...”
“Jajal Sa, dinasihati Fais men sregep sinau, ora nggawe Ummine khawatir. Ummi sih ra nuntut kon rengking siji atau apa, tapi ya sing due kepenginan go maju lah, apa iya arep kaya kiye bae keadaane...”
“Sa, Ummi ra paham karepe adimu apa, ra tau cerita-cerita...”

Dek, apa harus kujabarkan semuanya?
Jika dengan ini belum paham, pakai cara apa lagi aku menasihatimu?
Aku takut dibenci oleh adik-adikku sendiri
Bawel, cerewet, sok tahu, sok tua
Apa yang kupunya di tempatku pulang  selain rumah dan orang-orang penghuninya?
Ummi, Bapak, Fadhillah, Kau, Dek...

Dek, janganlah melihat terlalu jauh
Kau akan merendahkan yang ada di hadapan
Jangan juga melihat terlalu dekat
Kau akan menjadi sesak oleh semua keterbatasan, semua tuntutan, menyiksa dan mengasihani diri
Lihatlah sekeliling, adakah yang tidak ada? Adakah yang tidak perlu?
Tidakkah Allah sudah menyediakan semua agar kita bersyukur?
Dengan bersyukur kita akan merasa cukup
Dengan merasa cukup, kita akan berbahagia karenanya

Dek, apakah sebuah aib bagimu ketika bercerita pada orang tuamu sendiri?
Apakah sebuah retakan bagi harga dirimu ketika ada yang menangis untukmu?
Apakah begitu sulit membagi hatimu dengan orang-orang yang selalu menyebut namamu dalam bincang mereka dengan Rabb mereka?
Dalam setiap sujud, setiap air mata yang tumpah ketika mengingatmu di tengah malam yang tidak kau tahu

Dek, tidak ada yang mengharapkan materi atau penghargaan yang terlihat secara fisik
Ummi dan Bapak tak akan pernah dengan sungguh-sungguh meminta kembali apa yang sudah mereka beri
Sama seperti perjuangan Bapak di TPQ, ikhtiar-ikhtiarnya untuk memperbaiki ummat
Sama seperti peluh-peluh Ummi di pasar, ikhtiarnya untuk menjadi penyeimbang ekonomi keluarga, menopang suami yang tengah mengabdikan diri pada Rabb yang memberi segalanya
Masing-masing punya peran dengan kapasitasnya
Aku, dengan perantauanku, dengan ilmu yang sedikit demi sedikit kutanam hingga nanti dapat kupetik dan kuberikan semuanya untuk menegakkan Dien-Nya
Kau, Dek, kau dan Fadhillah, pilihlah sendiri
Ikhtiar macam apa yang sanggup kalian lakukan
Tanggung jawab apa yang sanggup kalian junjung
Tak ada yang menuntut, tak ada yang memaksa
Kalian temukanlah sendiri

Dek, kau juga tahu kan?
Tak akan kembali sekali waktu yang berlalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melihat Aksi Mahasiswa Lewat Drama Korea

Mengamati lewat media tentang bergeraknya mahasiswa, saya segera ingin menuliskannya. Rasanya kegelisahan di kepala bisa terasa lebih seder...