Respek itu susah dicari, Nis. Beda dengan pujian yang siapa pun orangnya bisa memberikan, terutama justru orang-orang yang tidak dikenal. Mereka yang tidak akrab, apalagi kalau orang Jawa, akan cenderung rikuh dan pekewuh jika mau menyebutkan kekurangan kita. Lain dengan yang akrab atau terlanjur dekat, memberi pujian langsung rasanya iyuh sekali. Respek lain. Ia didapatkan bukan dari mengumpulkan prestasi, tapi bagaimana memenuhi amanah dan janji.
Respek itu bukan sekali diberi. Ia tumpukan pengakuan dari orang-orang di sekitar. Ia hasil yang kamu peroleh dari menepati amanah-amanah paling kecil.
Bagiku sendiri, janji sama seperti harga diri. Pelaksanaannya adalah pertarungan melawan diri sendiri. Dan di atas semuanya, menepati janji berarti menghormati orang yang kepadanya kita berjanji. Kita tidak pernah tahu, apa yang sudah dikorbankan orang itu demi sekadar datang tepat waktu. Kita tidak tahu, kompromi apa yang sudah diusahakan seseorang untuk sekadar menemui kita. Kita tidak tahu, sepenting apa pertemuan dengan kita bagi orang itu. Sangat tidak sopan jika kita menyengajakan diri terlambat atau sengaja membatalkan. Apalagi tanpa konfirmasi.
Itu hanya soal pertemuan. Simpel saja. Belum lagi yang lebih besar, seperti ijab kabul misalnya, yang ada pengalihan tanggung jawab kehidupan seseorang. Kalau janji yang kecil-kecil saja masih suka meremehkan, bagaimana bisa dipercaya mengemban janji yang besar?
Sebagian orang berpikir kalu lebih baik ditunggu dari pada menunggu. Makanya ketika janjian bertemu, cenderung menunggu seseorang hadir di tempat janjian dulu baru mau berangkat. Bagiku, sebaliknya. Rasanya ditunggu itu tidak nyaman. Ada buru-buru, ada rasa bersalah, ada keperluan untuk minta maaf jika datang terlambat. Dan bukankah, bersedia datang lebih dulu atau tepat waktu adalah bentuk penghargaan pada janji yang sudah kita buat sendiri?
Bukan apa-apa. Ini hanya soal respek kok, tak banyak pengaruhnya. Tak bikin kita jadi kaya. Cuma bikin kita jadi manusia yang tahu bagaimana memperlakukan waktu, menghormati orang lain, dan memberi nilai lebih buat diri sendiri.
Gombong, 7 Agustus 2016
Mostly about social, books, and personal development. No I don't talk about physics and math, but will still come if you offer me a cup of cappuccino. Thank you for visiting my page!
Senin, 08 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Melihat Aksi Mahasiswa Lewat Drama Korea
Mengamati lewat media tentang bergeraknya mahasiswa, saya segera ingin menuliskannya. Rasanya kegelisahan di kepala bisa terasa lebih seder...

-
Jadi, mulai dari mana ya. Kalau blog ini rumah, pasti sudah penuh sawang (sarang laba-laba). Dulu waktu membuat blog ini, sepertinya tujua...
-
(first published in https://digitalsenior.sg/working-in-a-local-ngo/ ) Working in an NGO offers many challenges and priceless lifetime...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar